BIOTEKNOLOGI
PENGOLAHAN BAHAN PANGAN
Protein Sel Tunggal
Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar
protein tinggi yang berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST)
digunakan untuk membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau
banyak. Pemanfaatan mikroorganisme sehingga mengahasilkan makanan berprotein
tinggi secara komersial dimulai sejak Perang Dunia I di Jerman dengan
memproduksi khamir torula. Operasi utama dalam produksi protein sel tunggal
adalah fermentasi yang bertujuan mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa
microbial.
Kecemasan akan kekurangan pangan dan
malnutrisi di dunia pada tahun 1970-an telah meningkatkan perhatian pada sel
tunggal. Sebagian besar dari bobot kering sel dari hampir semua spesies
memiliki kandungan protein yang tinggi. Oleh karena itu, bobot kering sel
tunggal memiliki nilai gizi yang tinggi.
Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein
sel tunggal dan digunakan sebagai sumber protein untuk hewan atau pangan harus
mendapat perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang cocok antara lain
memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit terhadap tanaman, hewan, dan manusia.
Selain itu, nilai gizinya baik, dapat digunakan sebagai bahan pangan atau
pakan, tidak mengandung bahan beracun serta biaya produk yang dibutuhkan
rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal, antara
lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida
utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun dari
bakteri.
Protein sel tunggal yang berasal dari kapang
berfilamen disebut mikroprotein. Di Amerika Serikat, mikroprotein telah
diproduksi secara komersial bernama quorn. Quorn dibuat dengan cara menanam
kapang ditempat peragian yang berukuran besar. Setelah membuang air dari tempat
peragian, makanan berharga yang tertinggal dicetak menjadi balok-balok yang
mudah dibawa.
Produk protein sel tunggal sangat bergantung
pada perkembangbiakan skala besar dari mikroorganisme tertentu yang diikuti
dengan proses pendewasaan dan pengolahan menjadi bahan pangan. Ada dua factor
pendukug pengembangbiakan mikroorganisme untuk protein sel tunggal, yaitu:
a. laju pertumbuhan sangat
cepat jika dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu yang
diperlukan untuk penggandaan relatif singkat;
b. berbagai macam substrat
yang digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan.
Langkah-langkah produk protein sel tunggal
sebagai berikut.
a. Pemilihan dan penyiapan
sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap bahan dasar yang
diperlukan
b. Penyiapan media yang
cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur
lain yang penting
c. Pencegahan kontaminasi
media
d. Pembiakan mikroorganisme
yang diperlukan
e. Pemisahan biomassa
microbial dari cairan fermentasi
f. Penanganan lanjut
biomassa
Kelebihan PST adalah sebagai berikut:
a. laju pertumbuhan sangat
cepat yaitu dalam ukuran jam dan masih bisa ditingkatkan lagi
b. dapat menggunakan
bermacam-macam media atau substrat
c. produksi PST tidak
bergantung iklim dan musim
d. memiliki kandungan
protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan.
2. Diversifikasi
Produk Susu
Salah satu bahan pangan yang dikenal
masyarakat adalah susu. Saat ini, susu telah diolah sedemikan rupa sehingga
menghasilkan produk makanan yang lebih bervariasi. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan metode fermentasi.
Fermentasi susu umumnya disebabkan oleh
bakteri Streptococcus dan Lactobacillus. Bakteri tersebut
merombak laktosa menjadi asam laktat. Reaksi-reaksi lain, baik yang terjadi
selama atau setelah fermentasi, menghasilkan kekhasan yang membedakan
produk-produk fermentasi susu. Produk olahan susu, antara lain keju, whey,
yoghurt, mentega, susu, mentega berkultur, krim asam berkultur, dan kefir.
Produk akhir yang dihasilkan sangat
bergantung pada karakter dan intensitas reaksi-reaksi fermentasi. Fermentasi
asam laktat sering kali mengasilkan sifat khusus suatu produk.
a.
Yoghurt
Yoghurt berasal dari bahasa Turki.
Nama lain untuk yoghurt adalah mast (Iran), kisel mleka (Balkan),
mauzun (Armenia), dan cieddu (Italia). Kata Yoghurt diambil dari
bahasa Turki yoğurt (pengucapan: [jɔˈurt])
diambil dari kata sifat ‘yoğun’, yang berarti “padat” dan “tebal”, atau dari
kata kerja yoğurmak, yang berarti “memijat” dan kemungkinan berarti “membuat
padat” aslinya – bagaimana yoghurt dibuat.
Yoghurt salah satu dari produk fermentasi
susu yang sudah dikenal lama. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk
susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern
saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel
dan bau yang unik pada yoghurt.
Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri
spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi
lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami
dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan
protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH=4-5) juga
menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial.
Yoghurt padat adalah suatu produk susu
berwarna putih dengan permukaan halus seperti porselin. Yoghurt mempunyai sifat
konsistensi gel padat, seperti krim, dapat dipotong, dan tidak menghasilkan
whey. Yoghurt memiliki bau asam laktat segar dengan rasa khas dan sedikit asin.
Yoghurt dihasilkan dari susu panas dengan tingkat lemak yang beragam. Yoghurt dapat
juga dihasilkan dari krim atau dari bahan padatan yang dibentuk dengan
menggunakan bakteri asam laktat, bergantung pada karakteristik hasil yang
diinginkan. Sebagai produk konsumsi, yoghurt umumnya mengandung sejumlah besar
bakteri yoghurt yang masih hidup.
Pada yoghurt, susu dipasteurisasi dahulu,
lalu sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri
asam laktat, yaitu Lactobactilus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus. Kedua bakteri ini ditambahkan pada susu dengan jumlah yang
seimbang, lalu disimpan dalam suhu 45˚C selam 5 jam. Dalam penyimpanan ini, pH
turun menjadi 4,0 akibat aktivitas bakteri asam laktat. Setelah proses ini,
susu didinginkan dan dapat ditambahkan cita rasa buah jika diinginkan. Yoghurt
yang baik adalah tanpa rasa dan tanpa warna (cukup ditambah gula saja).
Cara membuat yoghurt adalah sebagai berikut.
Setelah dipanaskan, kemudian didinginkan, susu diinokulasi dengan biakkan
yoghurt 2-3%. Bakteri yang penting adalah Streptococcus dan Lactobactilus
bulgaricus. Untuk memperoleh hasil yang baik, kedua organisme ini harus
terdapat dalam biakan dengan perbandingan jumlah yang sama. Starter (biakkan
awal) setiap kali harus diperbarui karena penggunaan berulang-ulang berakibat
pada ketidakseimbangan jumlah bakteri. Apabila tidak diperbarui, Lactobactilus
bulgaricus akan menjadi lebih dominan.
Bakteri Streptococcus thermophillus dan
Lactobactilus bulgaricus hidup bersama secara simbiosis. Dalam beberapa
kasus, Lactobactilus jugurtisi dapat digunakan untuk menggantikan Lactobactilus
bulgaricus. Bakteri tersebut terdapat dalam gumpalan susu di daerah tropis
atau dapat pula diisolasi dari perut anak sapi.
Bakteri Streptococcus thermophillus berkembang
biak secara cepat pada permulaan fermentasi. Aktivitas bakteri tersebut
menyebabkan terjadinya pengasaman hingga mencapai 0,6%. Kandungan asam mulai
menurun dan berhenti jika konsentrasi asam laktat mencapai 0,8%. Bakteri Lactobactilus
bulgaricus akan mengambil alih proses pengasaman hingga mencapai nilai
maksimum sekitar 1,5-2% asam laktat. Yoghurt ringan yang siap dikonsumsi
mengandung asam laktat sekitar 1,0-1,3%.
.Di AS, untuk dinamai yoghurt,
produk harus berisi bakteri Streptococcus
salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus
delbrueckii subsp. bulgaricus. Pada kebanyakan negara, produk mungkin
disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk yang telah
dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi
(minuman).
Yoghurt
yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidak
membutuhkan kulkas.
Yoghurt
kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia
dibuat.
Karena
struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu. Yoghurt kaya dengan vitamin B.
Dadiah atau Dadih adalah yoghurt tradisional dari Sumatera Barat yan dibuat dari susu kerbau belang. Dadiah difermentasi dalam
tabung bambu.
Minuman yoghurt
Lassi adalah semacam minuman
berbasis yoghurt yang asal mulanya dari subkontinen India (seperti India, Pakistan dan Bangladesh), biasanya dibuat asin atau manis. Lassi
asin biasanya diberi rasa cumin yang dibakar dalam tanah
dan cile pepper; sedangkan rasa manis
dengan rosewater, lemon, mangga atau jus buah lainnya.
Minuman berbasis yoghurt lainnya, minuman asin yang disebut ayran, populer di Azerbaijan, Turki, Bulgaria, Macedonia, Kazakhstan dan Kyrgystan. Dibuat dengan cara
mencampur yoghurt dengan air dan menambah garam. Minuman sama yang dikenal tan
di Armenia dan “Laban Ayran” di Syria. Minuman yang mirip, Doogh, populer di Timur Tengah
antara Lebanon dan Iran; berbeda dari ayran karena
menambah herb, biasanya mint, dan dikarbonisasi,
biasanya dengan air seltzer??. Di AS, minuman berbasis
yoghurt seringkali dijual dalam nama seperi “yoghurt smoothie” atau “drinkable yoghurt”.
Kefir adalah minuman susu
fermentasi berasal di Kaukasus. Beberapa peternakan
Amerika menawarkan minuman yang disebut “kefir” untuk beberapa tahun dengan
rasa buah tapi tanpa karbonisasi atau alkohol.
b.
Mentega
Mentega
adalah massa bersifat plastis dengan kandungan utamanya lemak susu yang dibuat
dari susu yang diperkaya dengan krim. Biasanya digunakan sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantara lemak di beberapa resep roti dan masakan, dan terkadang bahan untuk menggoreng. Pengganti mentega ialah margarin, yang biasanya lebih murah, dan memiliki
sedikit lemak dan kolesterol. Kandungan lemaknya berkisar 82-84%,
air 14-16%, dan bahan padatan lainnya (bahan lemak).
Mentega dipasarkan dalam krim manis (sweet
cream butter) atau krim asam (sour cream butter). Perbedaan antara
keduanya adalah cara pembuatnnya. Pada pembuatan mentega manis tidak dilakukan
penambahan bakteri pembentuk aroma dan pembentuk asam lemak, sedangkan pada
mentega asam dilakukan penambahan kedua jenis bakteri tersebut.
Dari segi pembuatannya, mentega merupakan
produk paling sederhana dalam kelompoknya. Krim susu dipekatkan dari 30-32%
menjadi 30-40% sesuai dengan komposisi produk akhir yang diinginkan. Pangadukan
krim ini mengubah emulsi minyak dalam air menjadi tipe air dalam minyak.
Pada pembuatan mentega, mikroorganisme yang
digunakan adalah Streptococcus lactis dan Leuconostoc cremoris yang
membantu proses pengasaman. Setelah itu, susu ditambah dengan cita rasa
tertentu, kemudian lemak mentega dipisahkan. Pengadukan lemak mentega
menghasilkan mentega yang siap santap.
c.
Keju
Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan
menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman. Bakteri juga digunakan pada pengasaman susu untuk
menambahkan tekstur dan rasa pada keju. Pembuatan keju
tertentu juga menggunakan jamur.
Ada
ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia. Keju memiliki gaya dan
rasa yang berbeda-beda, tergantung susu yang digunakan, jenis bakteri atau
jamur yang dipakai, serta lama fermentasi atau penuaan. Faktor lain misalnya jenis
makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu.
Keju
sudah diproduksi sejak jaman prasejarah. Tidak ada bukti pasti dimana pembuatan keju
pertama kali dilakukan, di Eropa, Asia Tengah, maupun Timur Tengah, tetapi praktek pembuatan keju menyebar ke
Eropa sebelum jaman Romawi Kuno, dan penurut Pliny, pembuatan keju telah
menjadi usaha yang terkoordinasi pada masa Kekaisaran Romawi.
Perkiraan awal adanya pembuatan keju adalah
antara 8000 SM (ketika domba mulai diternakkan) sampai 3000 SM. Pembuat
keju pertama diperkirakan adalah manusia di Timur Tengah atau suku-suku nomaden di Asia Tengah. Bukti arkeologis pertama
tentang pembuatan keju ditemukan pada mural di makam Mesir Kuno, yang dibuat
pada 2000 SM.
Keju
merupakan produk-produk segar atau produk-produk dengan tingkat kematangan yang
bergam dan dibuat dari gumpalan susu (curdled cheese milk).
Produksi keju merupakan salah satu fermentasi
tertua sebagai metode pengawetan dan pengamanan nilai gizi susu di Yunani
maupun Romawi. Keju sangat beragam sekali, mulai dari yang sangat lunak sampai
yang keras. Perbedaan tingkat kekerasannya terletak pada kadar airnya, keju
lunak alami mengandung air antara 55-60%, sedangkan pada keju keras sekitar
13-34%. Berdasarkan cara dan proses pembuatannya serta cirri-cirinya, keju
dapat dibedakan menjadi keju segar, keju segar berbentuk granula (granular
fresh cheese), keju keras (harzev cheese, cheddar cheese, emmental
Swiss), keju setengah lunak (limburg cheese, cammbert cheese, dan Roquefort
cheese).
Walaupun sifat-sifat keju sangat beragam,
tetapi sejumlah tahapan produksinya berlaku umum. Secara singkat, langkah
pertama produksi keju adalah menyiapkan dan menginokulasi susu dengan bakteri
asam laktat. Selanjutnya, akan terjadi penggumpalan susu yang memerlukan enzim
rennin. Setelah terjadi pemisahan daricairan berair (whey), hasilnya
dimasak, kemudian dikan sehingga memiliki bentuk. Selanjutnya, diberi garam dan
dibiarkan agar tejadi pematangan.
Dalam pembuatan keju, kelompok bakteri yang
dipergunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri ini berfungsi memfermentasi
laktosa dalam susu menjadi asam laktat menurut reaksi berikut:

laktosa air asam laktat
Bakteri asam laktat yang biasa digunakan
adalah genus Lactobactilus dan Streptococcus.
Di dalam proses pembuatan keju, susu terlebih
dahulu dipanaskan 90˚ C atau dipasteurisasikan sebelum kultur baskteri asam
laktat diinokulasi (ditanam). Akibat aktivitas bakteri, pH menjadi turun dan
mengakibatkan susu terpisah menjadi dadih padat dan cairan whey. Proses ini
disebut pendadihan. Kemudian, enzim rennin dari lambung sapi muda ditambahkan
untuk menggumpalkan dadih. Akan tetapi, saat ini enzim rennin dari sapi sudah
digantikan dengan enzim buatan, yaitu kimosin.
Whey yang terbentuk
dimanfaatkan sebagai makanan sapi, sedangkan dadih yang terbentuk dipanaskan
pada suhu 32-42˚C sambil ditambah garam. Setelah itu, dadih ditekan untuk membuang
air dan disimpan agar matang. Penyimpanan ini bertujuan agar mikroorganisme dan
enzim bekerja untuk menghasilkan cita rasa keju. Pada pembuatan keju biru,
ditambahkan lagi kultur jamur Penicillium.
Ada empat macam jenis keju, yaitu:
Ø keju sangat keras, contoh:
keju romano, keju parmesan
Ø keju keras, contoh: keju
cheddar, keju Swiss
Ø keju setengah lunak,
contoh: keju requefort (keju biru)
Ø keju lunak, contoh: keju
camembert.
Keju
berharga karena umurnya yang tahan lama, serta kandungan lemak, protein, kalsium, and fosforusnya yang tinggi. Keju lebih mudah kecil dan
lebih tahan lama dari susu.
d.
Whey
Whey adalah hasil samping pembuatan keju.
Pada masa lampau, whey dianggap limbah industri. Kini, whey telah dimanfaatkan
untuk bahan pemanis yang digunakan dalam kembang gula, es krim, dan produk
makanan lainnya. Bahan pemanis itu dihasilkan melalui pemisahan laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa. Fermentasi langsung menggunakan campuran Lactobactilus
bulgaricus dan Candida krusei dapat menghasilkan asam laktat.
Selain uraian di atas terdapat juga beberapa
produk pangan hasil bioteknologi yang biasa kita konsumsi sehari-hari.
Contohnya, tempe, kue basah, minuman, tape, dan brem (makanan khas jawa).
3.
Produk Makanan Lain
a.
Roti
Roti
adalah sejenis makanan. Bahan dasar utama roti
adalah tepung dan air yang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang
tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah
dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar
protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis.
Pada pembuatan roti, biji-bijian serelia
dipecah dahulu untuk dijadikan tepung terigu. Terigu ditambahkan air untuk
mengaktifkan enzim-enzim, misalnya amylase. Amilase kemudian menghidrolisis
tepung menjadi maltosa, kemudian menjadi glukosa. Setelah itu ditambahkan
khamir Saccharomyces cerevise. Khamir ini akan memanfaatkan glukosa
sebagai substrat respirasinya yang akhirnya membentuk karbon dioksida. Karbon
dioksida membentuk gelembung-gelembung yang terperangakap pada adonan roti.
Adanya gelembung ini menyebabkan roti bertekstur ringan dan mengembang.
b.
Sauerkraut
Sauerkraut adalah sayuran yang diasamkan agar
dapat awet disimpan. Pada pembuatannya, sayuran diiris-iris, kemudian dicampur
dengan garam, lalu ditekan dalam tempat penyimpanan untuk mengeluarkan udara.
Selanjutnya dilakukan penambahan bakteri asam laktat. Aktivitas bakteri ini
menurunkan pH menjadi 5,0. Kondisi pH ini dapat mencegah mikroorgnisme lain tumbuh.
Selain itu, aktivitas bakteri dapat menimbulkan cita rasa unik akibat akumulasi
zat organic yang dibentuk bakteri.
c.
Pengawetan Zaitun dan Timun
Zaitun dan timun dapat diawetkan dengan
menyimpannya dalam larutan garam yang ditambah bakteri asam laktat. Dalam
kondisi anaerob, bakteri tumbuh dengan subur dan menurunkan pH hingga 4,0.
dengan pH rendah ini aktivitas mikroorganisme lain dapat dicegah sehingga
makanan dapat lebih awet.
d.
Pengolahan Kopi dan Cokelat
Buah kopi dan cokelat diselubungi oleh getah
yang harus dibuang sebelum diproses lebih lanjut. Kedua jenis buah tadi
ditimbun bersama-sama mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri, yang dapat
tumbuh secara alami. Kedua mikroba tadi mampu mefermentasi getah dan sekaligus
mencegah buah kopi dan cokelat berkecambah dengan cara membunuh embrionya pada
suhu 50˚C.
e.
Pembuatan Bir
Bir dibuat dari biji-biji sereal, misalnya
gandum. Pembuatan bir melibatkan proses penumbukan dan fermentasi digunakan
khamir.
http://klikajadeh.com/?r=zatnika
BalasHapus